KIIK KARANG TARUNA. SURABAYA – Pengguna smartphone makin leluasa saja
memilih jalur obrolan. Tinggal menghidupkan gadget saja, sederet tawaran
aplikasi sudah muncul dilayar. AdaBlackBerry Messenger (BBM) dan Whats App yang sudah sangat
familiar. Lalu ada Line, Kakao Talk, Skype, dan yang terbaru Catfiz.
Nah
aplikasi terbaru ini yang sekarang menjadi buah bibir. Terutama para pengguna
smartphone di Surabaya. Ini tidak lepas dari jati diri Catfiz, yang lahir dari
para putra Surabaya. Di banding aplikasi BBM atau Whats App, memang masih kalah
jauh. Tetapi usai Catfiz yang relatif baru dan sudah bisa memikat pengguna di
berbagai negara, jelas prestasi yang cukup menjanjikan.
Saat
ini aplikasi Catfiz digunakan samrt phone berbasis Android. Khususnya
smartphone dari pabrikan Samsung. Model aplikasinya mirip dengan BBM atau
line. Tapi Catfiz memiliki keunggulan bisa mengunggah data hingga 50 MB atau 10
kali lipat dibanding kapasitas maksimal file untuk BBM.
Stasiun
TV Bloomberg memasukkan Catfiz dalam posisi ‘Star Up’ atau pemula. Tetap
aplikasi karya putra Surabaya ni diperkirakan akan menyebar cepat. Kapasitas
ruang obrolan yang disediakan Catfiz menjadi alasan. Pengguna bukan bisa
mengunggah obrolan teks atau gambar seperrti yang disedikan BBM.
Lebih dari itu, Catfiz bisa mengantar kirim file besar, seperti video dan film.
Keunggulan
ini yang diramalkan menjadi virus baru bagi para netizen, sebuatan untuk warga
pengguna internet. Wikipedia melansir catatan, saat ini sudah ada 150
negara pengguna, dengan katagori pengguna aktif di 73 negara.
Aplikasi
pesaing BlackBerry Meseenger ini dikembangkan sejak Maret 2011 lalu oleh empat
sekawan alumnis ITS. Jagad Hariseno, Mochamad Arfan, Aryo Nugroho dan Mochamad
Nur Al-Azam.
Aryo Nugroho, co-Founder Catfiz yang ditemui, Jumat (21/10/2014) kemarin, mengungkapkan, Catfiz merambah pengguna luar negeri sejak April 2012.
Aryo Nugroho, co-Founder Catfiz yang ditemui, Jumat (21/10/2014) kemarin, mengungkapkan, Catfiz merambah pengguna luar negeri sejak April 2012.
Aplikasi
ini direspon positif di negara-negara semenanjung Arab, seperti Mesir, Suriah
dan Tunisia. "Pada bulan itu, Catfiz mencatat user aktif mereka mencapai
angka 500.000," tuturnya. Bermodalkan setengah juta user itu, Catfiz
lalu memberanikan diri ‘melantai’ di play store Android pada 10 November
2012.
Tidak butuh waktu lama, user Catfiz menembus angka 2,2 juta pengguna. Aplikasi bernama Indonesia, Ikan Lele, ini mampu menggalang 10.000 user perhari. Aplikasi yang awalnya digarap rumahan itu kini memiliki kantor sendiri di Gedung
Intiland, Surabaya.
Keempatnya pun sepakat mendirikan perusahaan untuk mengembangkan Catfiz. Aplikasi ini dikelola secara profesional. “Investasi kami, untuk server saja
sudah menembus hampir Rp 1,5 miliar,” ungkap bapak dua anak itu.
Para penemu Catfiz sendiri sebenarnya bukan orang baru di dunia industri
kreatif IT. Mochamad Nur Al-Azam misalnya, saat ini menduduki
sebagai ketua Asosiasi Penyedia Layanan Internet Indonesia Korwil Jatim.
Kemudian Aryo sendiri sudah malang melintang menjadi konsultan IT. Di luar
Catfiz, aktivitas mereka tidak jauh dari ekosistem internet. Catfiz memiliki
server yang diklaim Aryo mumpuni dalam hal kecepatan.
Dia mencontohkan, meskipun memiliki banyak group dan membernya sampai 2000
orang, pesan dan file yang dikirim tidak mengenal istilah lemot. Dia
tetap ingin mengembangkan Catfiz dengan kekhasan Indonesianya. Saat ini, Catfiz
memiliki fitur bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Dalam waktu dekat, pilihan
bahasa akan ditambah bahasa Portugis.
Sumber: Surya
0 komentar:
Posting Komentar